GOVERNOR PNEUMATIK PADA
POMPA INJEKSI DIESEL IN-LINE
Oleh : Drs. Bintoro, ST, MT
Widyaiswara Madya pada Departemen Otomotif
PPPPTK BOE / VEDC Malang
A. Pendahuluan
Pada mesin Diesel, saat piston bergerak dalam langkah isap, gas baru yang diisap masuk ke dalam silinder hanya udara saja, isi silinder selalu dalam keadaan maksimum. Tenaga dan putaran mesin hanya diatur atau diregulasi melalui volume bahan bakar yang dihasilkan oleh pompa diinjeksi.Governor adalah komponen pada pompa injeksi Diesel in-line, yang berfungsi untuk meregulasi atau mengatur putaran mesin, melalui pengaturan debit atau volume bahan bakar solar yang dihasilkan pompa injeksi. Governor yang bekerja berdasarkan putaran mesin disebut Governor Sentrifugal atau Governor Mekanis, sedangkan governor yang bekerja berdasarkan kevakuman didalam venturi dinamakan Governor Vakum atau Governor Pneumatik. Kevakuman yang ditimbulkan untuk meregulasi putaran mesin sekitar 40 – 80 milli bar.
Governor pneumatik banyak digunakan pada kendaraan bermesin Diesel ukuran kecil, berkapasitas sekitar 2000 – 3000 cc yang mempunyai putaran tinggi. Governor pneumatik dapat meregulasi setiap putaran mulai dari putaran idle sampai dengan putaran maksimum.Dua bagian utama dalam governor pneumatik adalah :
1. Venturi yang dipasang pada saluran isap mesin.
2. Blok membran yang dipasang pada pompa injeksi
1. Saringan udara
2. Venturi
3. Throtel valve
4. Tuas penyetel
5. Saluran vakum
6. Pegas pengatur
7. Ruang vakum
8. Membran
9. Ruang atmosfer
10.Ventilasi ruang atmosfer
11.Batang penarik
B. Cara Kerja Governor Pneumatik
1. Posisi Start
Saat mesin mati, batang pengatur pada posisi maksimum tertekan pegas membran, sehingga plunyer pompa injeksi dalam posisi siap menghasilkan debit solar maksimum.
Selanjutnya tekan pedal gas sehingga throtel katup gas dalam posisi terbuka penuh dan hidupkan mesin starter, maka mesin mudah hidup karena udara yang diisap silinder mesin maksimum dan debit solar yang disemprotkan nozel juga maksimum.
Setelah mesin hidup, lepas pedal gas sehingga throtel dalam kondisi idle.
2. Posisi Idle
Throtel pada penahan putaran idle, maka kecepatan udara tinggi, sehingga kevakuman besar dan membran serta batang pengatur tertarik kearah stop, maka debit solar pompa injeksi sedikit, putaran mesin turun minimum. Akibatnya kevakuman menurun, maka batang pengatur terdorong kearah maksimum, maka debit solar pompa injeksi maksimum, sehingga putaran mesin naik lagi, akibatnya kevakuman naik, dan seterusnya.
3. Posisi Putaran Maksimum
Throtel katup gas terbuka penuh, kevakuman yang terjadi pada venturi kecil, maka batang pengatur terdorong kearah volume maksimum. Putaran maksimum tercapai, bila kekuatan kevakuman dan pegas pengatur sebanding. Jika putaran mesin naik lagi, maka kecepatan udara bertambah naik, maka kevakuman naik, batang pengatur tertarik kearah stop, sehingga debit solar pompa injeksi sedikit, maka putaran maksimum diturunkan atau di regulasi.
4. Cara Mematikan Mesin Dengan Governor Pneumatik
a. Secara Mekanis (gambar bawah kiri)
Batang pengatur ditarik kearah stop secara mekanis, maka debit solar dari pompa injeksi tidak ada dan mesin mati.
b. Secara Pneumatis (gambar atas kanan)
Batang pengatur ditarik kearah stop secara mekanis, maka throtel tambahan menutup, kevakuman pada throtel regulasi menjadi besar sekali, batang pengatur tertarik kearah stop, akibatnya debit solar dari pompa injeksi tidak ada dan mesin mati
5. Venturi Tambahan
Venturi tambahan pada governor pneumatik berfungsi untuk :
· Mengatur kevakuman pada ruang vakum pompa injeksi berdasarkan aliran udara yang melewati venturi,
· Mencegah putaran balik mesin
Cara Kerja Venturi Tambahan
Pada saat mesin berputar membalik, maka saluran isap menjadi saluran buang. Akibatnya kecepatan gas buang pada venturi tambahan besar, kevakuman pada ruang vakum juga besar, sehingga batang pengatur tertarik kearah stop, maka mesin mati.
6. Perlengkapan Tambahan
Pada putaran idle, siklus regulasi kurang cepat karena gerakan batang pengatur dari maksimum ke minimum terlalu panjang, sehingga putaran mesin tidak stabil. Untuk mencegah hal ini dipasang perlengkapan tambahan.
a. Pegas Tambahan Putaran Idle dengan Sekrup Penyetel
Pegas tambahan putaran idle dengan sekrup penyetel berfungsi untuk meredam siklus regulasi yang terlalu besar sehingga putaran idle dapat stabil.
Ruang atmosfer dihubungkan dengan filter udara supaya aliran udara tidak mempengaruhi proses regulasi.
b. Pegas Tambahan Putaran Idle dengan Saklar Nok
Pada putaran idle, saklar nok menekan pegas tambahan putaran idle sehingga siklus regulasi yang terlalu besar yang mengakibatkan putaran mesin tidak stabil, dapat diperkecil.
Saat throtel dibuka, saklar nok terlepas dan pegas tambahan tidak berfungsi lagi.
c. Peredam Getaran
1) Dengan Spuyer
Fungsi : meredam getaran vakum didalam blok membran yang ditimbulkan oleh kecepatan udara yang berubah-ubah didalam venturi. Dengan getaran membran yang stabil, maka putaran mesin tenang. Spuyer ini digunakan pada mesin Diesel dengan jumlah silinder 6 dan 8 silinder.
2) Dengan Karet Peredam
Celah berfungsi untuk menghindari getaran batang pengatur yang ditimbulkan oleh tuas membran.Karet peredam berfungsi meredam suara benturan yang ditimbulkan oleh gerakan aksial dari tuas membran dengan tuas sistem idle.
Daftar Pustaka
1. Bohner, Max, Fachkunde Kraftfahrzeugtechnik, Verlag Europa Lehrmittel, Nourney, Vollmer GmbH & Co., Duesslberger Strasse 23, 42781 Hanan-Gruiten, 27 Auflage 2008.
2. -------------------, Kraftfahr Technisches Taschenbuch, Robert Bosch GMBH, Stuttgart, 2001.